Komisi V DPR Dorong Haluoleo Jadi Bandara Alternatif

24-03-2016 / KOMISI V

Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena bersama anggota Komisi V lainnya mendorong pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana Bandar Udara Haluoleo agar menjadi bandara alternatif Sultan Hasanuddin, dan pemerintah setempat pun juga memprogramkan untuk memperpanjang landas pacu pesawat (runway).

 

“Dulu, pada masa Presiden SBY jarang transit ke Sulawesi Selatan, sebab jika itu dilakukan akan banyak pesawat regular yang delay. Sehingga langkah ini perlu diambil untuk mengantisipasi jika Bandara Hasanuddin Makassar mengalami kepadatan.” kata Michael Wattimena (F-P Demokrat) saat melakukan kunjungan kerja ke Bandar Udara Haluoleo, Kendari, Senin (21/03).

 

Sejauh ini, jumlah manifest yang ada di Bandara Haluoleo Kendari dalam sehari rata-rata mencapai 1000 lebih penumpang berangkat maupun tiba dengan frekuensi penerbangan 32 kali tiba-berangkat dalam sehari. Dimana jumlah manifest ditafsir akan meningkat seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan di Sulawesi Tenggara.

 

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam megemukakan program Pemerintah Sultra untuk melakukan pembenahan infrastruktur jaringan nasional. Termasuk Bandara Udara Haluoleo dengan memperpanjang runway dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter.

 

Menurutnya, sudah menjadi tuntutan untuk bandara udara dengan standarisasi pelayanan nasional agar fasilitasnya bisa ditingkatkan. Demikian juga dengan pembangunan runway dan rekonstruksi taxiway Haluoleo agar dilakukan secara menyeluruh sehingga bisa maksimal.

 

“Pembangunannya jangan dicicil – cicil, misalnya membangun runway, itu kan satu sarana yang harus disiapkan agar penerbangan utamanya saat take off maupun landing dalam keadaan nyaman. Bandara kami itu karena disambung-sambung setiap tahun, kadang-kadang dapat 100 meter, kadang dapat 200 meter. Otomatis pemadatan bangunan demikian juga elevasi permukaan runway terdapat gap yang akhirnya membuat pendaratan itu menjadi sangat tidak nyaman dan nanti bisa berakibat terjadi kerawanan pada proses pendaratan maupun take off,” jelas Nur Alam.

 

Turut hadir anggota komisi V DPR lainnya, Umar Arsal (F-PD), Salim Fakhry (F-PG), Ridwan Bae (F-PG), Agati Sulie Mahyudin (F-PG), Anthon Sihombing (F-PG), Andi Iwan Darmawan Aras (F-P Gerindra), Agung Budi Santoso (F-PD), Anton Sukartono Suratto (F-PD), Bahrum Daido (F-PD), Yasti Soepredjo Mokoagow (F-PAN), Hanna Gayatri (F-PAN), Sigit Sosiantomo (F-PKS) dan Ahmad H.M. Ali (F-P Nasdem).(ann,nt) foto:anne/mr.

BERITA TERKAIT
Pidato Presiden Sarat Optimisme, Tinggal Menguji Kenyataan di Lapangan
21-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sejumlah capaian pemerintah dalam Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI...
Jangan Usik Dana Desa sebagai Jaminan Koperasi Merah Putih
20-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menegaskan agar pemerintah tidak menjadikan dana desa sebagai beban dalam pembiayaan...
​Lasarus Pertanyakan Roadmap Koperasi Merah Putih, Ingatkan Peran Desa sebagai Subjek
19-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta- Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menegaskan perlunya pemerintah menyusun peta jalan (roadmap) yang jelas dalam pelaksanaan program...
Biaya Transportasi Tinggi, Komisi V Dorong Desain Ulang Integrasi Moda Transportasi
06-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras berpandangan tingginya biaya transportasi yang dialami masyarakat...